Tugas Individu
Metodologi
Penelitian
Landasan dan
Filosofi Penelitian
Oleh:
NAMA : ASRINA
NIM : M 111 12 076
KELAS : B
FAKULTAS
KEHUTANAN
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
A.
Landasan
Penelitian
1. Pengertian
Kebenaran
Mencari hakekat kebenaran mungkin sering kita ucapkan,
tapi susah dilaksanakan. Yang pasti bahwa “benar” itu pasti “tidak salah”.
Dalam sejarah perkembangannya, ternyata manusia selalu
berusaha memperoleh pengetahuan yang benar atau yang secara singkat dapat
disebut sebagai kebenaran.
2.
Kebenaran dan Pengetahuan
Kebenaran pertama-tama berkaitan dengan kualitas
pengetahuan. Artinya, setiap pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang yang
mengetahui sesuatu objek, dilihat dari jenis pengetahuan yang dibangun. Hal ini
karena manusia selalu berusaha menemukan kebenaran. Beberapa cara ditempuh
untuk memperoleh kebenaran, antara lain dengan menggunakan rasio seperti para
rasionalis dan melalui pengalaman atau empiris.
Struktur pengetahuan manusia menunjukkan
tingkatan-tingkatan dalam hal menangkap kebenaran. Setiap tingkat pengetahuan
dalam struktur tersebut menunjukkan tingkat kebenaran yang berbeda. Pengetahuan
inderawi merupakan struktur terendah dalam struktur tersebut. Tingkat
pengetahuan yang lebih tinggi adalah pengetahuan rasional dan intuitif. Tingkat
yang lebih rendah menangkap kebenaran secara tidak lengkap, tidak terstruktur,
dan pada umumnya kabur, khususnya pada pengetahuan inderawi dan naluri. Oleh
sebab itulah pengetahuan ini harus dilengkapi dengan pengetahuan yang lebih
tinggi. Adapun jenis pengetahuan itu berupa berikut ini.
a)
Pengetahuan
Biasa disebut juga Knowledge
Of The Man In The Street atau Ordinary Knowledge atau Common
Sense Knowledge. Pengetahuan seperti ini memiliki inti kebenaran yang
sifatnya Subjektif. Artinya sangat terikat pada subjek yang mengenal.
b)
Pengetahuan
Ilmiah adalah pengetahuan yang
telah menetapkan objek yang khas dengan menerapkan metodologis yang khas pula.
Artinya, metodologi yang telah mendapatkan kesepakatan diantara para ahli yang
sejenis. Kebenaran dalam pengetahuan ilmiah selalu mengalami pembaharuan sesuai
dengan hasil penelitian yang paling akhir dan mendapatkan persetujuan, adanya agreement
konvensi para ilmuwan sejenis.
c)
Pengetahuan
Filsafat adalah sejenis pengetahuan
yang pendekatanya melalui metodologi pemikiran filsafat yang bersifat mendasar
dan rnenyeluruh dengan model pemikiran yang analistis, kritis dan spekulatif.
d)
Pengetahuan
Agama, adalah jenis pengetahuan
yang terkandung dalam pengetahuan agama. Pengetahuan Agama merupakan
pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat para Nabi dan Rasul-Nya,
sehingga pengetahuan ini bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh para
pemeluknya.
3.
Hasrat Ingin Tahu Manusia
Ilmu pengetahuan berawal pada kekaguman manusia akan
alam yang dihadapinya, baik Alam Bcsar (macro-cosmos), maupun Alam Kecil
(microcosmos). Manusia sebagai Animal Rational dibekali hasrat
ingin tahu. Sifat ingin tahu manusia telah dapat disaksikan sejak manusia masih
kanak-kanak.
Hasrat ingin tahu manusia terpuaskan kalau dia
memperoleh pengetahuan mengenai hal yang dipertanyakannya. Dan pengetahuan yang
diinginkannya adalah pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang benar atau
kebenaran memang secara inherent dapat dicapai manusia, baik mefalui Pendekatan
Non-Ilmiah maupun Pendekatan Ilmiah. Pendekatan ilmiah
menuntut dilakukannya cara-cara atau langkahlangkah tertentu dengan perurutan
tertentu agar dapat dicapai pengetahuan yang benar.
4.
Pendekatan untuk Memperoleh Kebenaran
Hasrat ingin tahu manusia terpuaskan kalau dia
memperoleh pengetahuan mengenai hal yang dipertanyakannya. Pengetahuan yang benar
atau kebenaran memang secara inherent dapat dicapai manusia, baik mefalui Pendekatan
Non-Ilmiah maupun Pendekatan Ilmiah.
a)
Pendekatan
Non-Ilmiah
Ada beberapa Pendekatan Non-Ilmiah yang banyak
digunakan, yaitu:
Ø
Akal sehat (Common
Sense). Menurut Conant
yang dikutip Kerlinger (1986, h.4) akal sehat adalah serangkaian konsep (Concepts)
dan bagan konseptual (Conceptual Schemes) yang memuaskan untuk
penggunaan praktis bagi kemanusiaan.
Ø Prasangka.
Pencapaian pengetahuan secara akal sehat diwarnai oleh kepentingan orang yang
melakukannya. Hal yang demikian itu menyebabkan Akal Sehat mudah beralih
menjadi Prasangka. Dengan akal sehat orang cenderung mempersempit pengamatannya
karena diwarnai oleh pengamatannya itu, dan cenderung mengkambinghitamkan orang
lain atau menyokong sesuatu pendapat.
Ø Pendekatan Intuitif. Dalam pendekatan Intultif orang menentukan "Pendapat'
mengenai sesuatu berclasar atas "Pengetahuan" yang
langsung atau dapat dengan cepat melalui proses yang tak disadari atau yang
tidak dipikirkan terlebih dahulu. Dengan Intuisi orang memberikan penilaian
tanpa didahului suatu renungan. Pencapaian pengetahuan demikian itu sukar
dipercaya. Di sini tidak terdapat langkah-langkah yang sistematik dan
terkendali. Metode yang demikian itu biasa disebut metode A PRIORI.
Dalil-dalil seseorang yang A PRIORI cocok dengan Penalaran tapi belum tentu
sesuai dengan Pengalaman atau Data Empiris.
Ø Penemuan kebetulan dan coba-coba. Sepanjang sejarah manusia penemuan secara kebetulan
itu banyak terjadi, dan banyak di antaranya yang sangat berguna. Penemuan
coba-coba (Trial and Error) diperoleh tanpa kepastian akan diperolehnya sesuatu
kondisi tertent atau pemecahan sesuatu masalah.
Ø Pendapat otoritas ilmiah dan pikiran kritis. Otoritas ilmiah adalah orang-orang yang biasanva telah
menempuh pendidikan formal tertinggi atau yang mempunvai pengalaman kerja
ilmiah dalam sesuatu bidang yang cukup banyak.
b)
Pendekatan
Ilmiah
Pengetahuan yang
diperolch dengan pendekatan ilmiah diperoleh melalui penelitian ilmiah dan
dibangun diatas teori tertentu. Teori itu berkembang melalui penelitian ilmiah,
yaitu penelitian yang sistematik dan terkontrol berdasar atas data empiris.
Teori itu dapat diuji dalam hal keajegan dan kemantapan internalnya. Artinya,
jika penelitian ulang dilakukan orang lain menurut langkah-langkah yang serupa
pada kondisi yang sama akan diperoleh hasil yang ajeg (consistent), yaitu
hasil yang sama atau hampir sama dengan hasil terdahulu.
B.
Filosofi
Penelitian Ilmiah
1. Pengertian
Penelitian
Secara Etimologi, penelitian berasal dari bahasa Inggris research
(re berarti kembali, dan search berarti mencari). Sehingga Research
berarti Mencari Kembali.
Menurut
Webster's New Collegiate Dictionary mengatakan bahwa penelitian adalah "Penyidikan atau pemeriksaan bersungguh-sungguh, khususnya investigasi atau
eksperimen yang bertujuan menemukan dan menafsirkan fakta, revisi atas teori
atau dalil yang telah diterima". Secara
lengkap, penelitian ilmiah adalah suatu proses
pemecahan masalah dengan menggunakan prosedur yang sistematis, logis, dan
empiris sehingga akan ditemukan suatu kebenaran. Hasil penelitian ilmiah adalah
kebenaran atau pengetahuan ilmiah.
2. Sifat Penelitian Ilmiah
Ø Skeptis, yaitu selalu mencari fakta / bukti yang mendukung
setiap pernyataan.
Ø Analitis, yaitu sikap yang mendasarkan pada analisis
dalam setiap persoalan & memilih yang relevan serta utama.
Ø Kritis, yaitu setiap memecahkan persoalan selalu
berpijak pada logika & obyektifitas data / fakta.
3. Syarat Penelitian Ilmiah
Ø Permasalahan & tujuan penelitian
harus didefinisikan secara jelas
Ø Rumusan masalah harus rinci mencakup
unsur-unsur ayang akan diteliti.
Ø Prosedur penelitian yang digunakan
harus jelas & terbuka, sehingga diharapkan peneliti lain dapat mengembangkan
penelitian tersebut.
Ø Analisis data harus sesuai dengan
problem penelitian.
Ø Kesimpulan harus didukung oleh data
& hasil analisis yang akurat.
4. Metode
Penelitian Ilmiah
Metode Penelitian pada dasarnya
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan informasi dengan tujuan dan kegunaan
tertentu. Cara Ilmiah yang dimaksud dalam hal
ini yaitu cara yang didasarkan pada Ciri-Ciri Keilmuan:
·
Rasional artinya
masuk akal
·
Empiris artinya
bisa dibuktikan
·
Sistematis artinya
berdasarkan aturan yang ada
5. Alasan Penelitian Ilmiah
Ø Refleksi dari proaktif manusia,
untuk meningkatkan pengetahuannya tentang sesuatu.
Ø Dorongan dari keinginan relatif
manusia untuk menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah dalam kehidupan.
6. Tujuan
Penelitian ilmiah
Ø Penemuan,
artinya
data yang diperoleh dari penelitian adalah data yang betul-betul baru yang
sebelumnya belum pernah diketahui.
Ø Pembuktian, artinya data yang diperoleh digunakan untuk membuktikan adanya keraguan
tentang tentang informasi atau pengetahuan tertentu.
Ø Pengembangan, artinya memperdalam dan memperluas pengetahuan.
7.
Metode Penelitian dan Analisis Data
Ø Metode Kuantitatif, dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada
umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Penelitian kuantitatif pada umumnya
dilakukan pada sampel yang diambil secara random, sehingga kesimpulan hasil
penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi dimana sampel tersebut
diambil.
Ø Metode Kualitatif, adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada
kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana
peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data
dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil pebelitian
kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Perbedaan aksioma (pandangan dasar)
antara penelitian kualitatif dan kuantitatif adalah sebagai berikut.
Aksioma Dasar
|
Metode Kuantitatif
|
Metode Kualitatif
|
1.
Sifat realitas
|
Dapat
diklasifikasikan, konkrit, teramati, terukur
|
Ganda,
holistic, dinamis, hasil konstruksi dan pemahaman
|
2.
Hubungan peneliti dengan yang diteliti
|
Independen,
supaya terbangun obyektivitas
|
Interaktif
dengan sumber data supaya memperoleh makna
|
3.
Hubungan variabel
|
Sebab-akibat
(klausal)
|
Timbal
balik/interaktif
|
4.
Kemungkinan generalisasi
|
Cenderung
membuat generalisasi
|
Transferability
(hanya mungkin dalam ikatan konteks dan waktu)
|
5.
Peranan nilai
|
Cenderung
bebas nilai
|
Terikat
nilai-nilai yang dibawa peneliti dan sumber data
|
8. Etika dalam Penelitian
Hal yang perlu diperhatikan oleh
seorang peneliti antara lain:
a)
Plagiarisme: tindakan mengutip ide orang
lain tanpa mengakui/ menyebutkan sumbernya. Merupakan dosa terbesar dalam dunia
akademik.
b)
Manipulasi
Penelitian:
Meliputi tindakan peneliti yang memalsukan, mengarang, atau menciptakan data
sendiri sesuai dengan keinginan peneliti. Atau melaporkan desain studi yang
tidak sesuai dengan kenyataan yang bersangkutan.
c)
Identitas
Pribadi dari Pelaku/Objek Penelitian:
Identitas pribadi pelaku pada objek yang diteliti perlu dirahasiakan demi
melindungi -karier, pergaulan, privasi maupun status sosial yang bersangkutan.
d)
Akses
ke Objek penelitian:
Jika objek yang ditelit menyangkut properti pribadi, maka izin dari pemilik
properti diperlukan demi menghormati hak milik orang lain. Dalam hal ini ada 2
jenis penelitian yakni covert study dan Overt study.
Covert study adalah penelitian yang dilakukan dengan merahasiakan
status peneliti dan aktivitas penelitian itu sendiri terhadap pelaku/objek
penelitian dengan tujuan memperoleh data yang lebih ilmiah. Overt study penelitian
yang dilakukan dengan atas sepengatahuan pelaku/objek yang ditetiti.
e)
Independensi
Penelitian.
Peneliti harus menjaga independensinya sebagai wujud pertanggungjawaban
profesionalnya.
f)
Pelecehan
terhadap Pelaku dari Objek Penelitian.
Peneliti harus dapat menghindari pelecehan, baik disengaja maupun tidak
terhadap pelaku dari objek yang diteliti.