Senin, 27 April 2015

Landasan dan Filosofi Penelitian



Tugas Individu
Metodologi Penelitian



Landasan dan Filosofi Penelitian



Oleh:

NAMA      : ASRINA
NIM           : M 111 12 076
KELAS       : B



FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
A.    Landasan Penelitian
1.    Pengertian Kebenaran
Mencari hakekat kebenaran mungkin sering kita ucapkan, tapi susah dilaksanakan. Yang pasti bahwa “benar” itu pasti “tidak salah”. Dalam sejarah perkembangannya, ternyata manusia selalu berusaha memperoleh pengetahuan yang benar atau yang secara singkat dapat disebut sebagai kebenaran.
2.    Kebenaran dan Pengetahuan
Kebenaran pertama-tama berkaitan dengan kualitas pengetahuan. Artinya, setiap pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang yang mengetahui sesuatu objek, dilihat dari jenis pengetahuan yang dibangun. Hal ini karena manusia selalu berusaha menemukan kebenaran. Beberapa cara ditempuh untuk memperoleh kebenaran, antara lain dengan menggunakan rasio seperti para rasionalis dan melalui pengalaman atau empiris.
Struktur pengetahuan manusia menunjukkan tingkatan-tingkatan dalam hal menangkap kebenaran. Setiap tingkat pengetahuan dalam struktur tersebut menunjukkan tingkat kebenaran yang berbeda. Pengetahuan inderawi merupakan struktur terendah dalam struktur tersebut. Tingkat pengetahuan yang lebih tinggi adalah pengetahuan rasional dan intuitif. Tingkat yang lebih rendah menangkap kebenaran secara tidak lengkap, tidak terstruktur, dan pada umumnya kabur, khususnya pada pengetahuan inderawi dan naluri. Oleh sebab itulah pengetahuan ini harus dilengkapi dengan pengetahuan yang lebih tinggi. Adapun jenis pengetahuan itu berupa berikut ini.
a)      Pengetahuan Biasa disebut juga Knowledge Of The Man In The Street atau Ordinary Knowledge atau Common Sense Knowledge. Pengetahuan seperti ini memiliki inti kebenaran yang sifatnya Subjektif. Artinya sangat terikat pada subjek yang mengenal.
b)      Pengetahuan Ilmiah adalah pengetahuan yang telah menetapkan objek yang khas dengan menerapkan metodologis yang khas pula. Artinya, metodologi yang telah mendapatkan kesepakatan diantara para ahli yang sejenis. Kebenaran dalam pengetahuan ilmiah selalu mengalami pembaharuan sesuai dengan hasil penelitian yang paling akhir dan mendapatkan persetujuan, adanya agreement konvensi para ilmuwan sejenis.
c)      Pengetahuan Filsafat adalah sejenis pengetahuan yang pendekatanya melalui metodologi pemikiran filsafat yang bersifat mendasar dan rnenyeluruh dengan model pemikiran yang analistis, kritis dan spekulatif.
d)     Pengetahuan Agama, adalah jenis pengetahuan yang terkandung dalam pengetahuan agama. Pengetahuan Agama merupakan pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat para Nabi dan Rasul-Nya, sehingga pengetahuan ini bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluknya.
3.         Hasrat Ingin Tahu Manusia
Ilmu pengetahuan berawal pada kekaguman manusia akan alam yang dihadapinya, baik Alam Bcsar (macro-cosmos), maupun Alam Kecil (microcosmos). Manusia sebagai Animal Rational dibekali hasrat ingin tahu. Sifat ingin tahu manusia telah dapat disaksikan sejak manusia masih kanak-kanak.
Hasrat ingin tahu manusia terpuaskan kalau dia memperoleh pengetahuan mengenai hal yang dipertanyakannya. Dan pengetahuan yang diinginkannya adalah pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang benar atau kebenaran memang secara inherent dapat dicapai manusia, baik mefalui Pendekatan Non-Ilmiah maupun Pendekatan Ilmiah. Pendekatan ilmiah menuntut dilakukannya cara-cara atau langkahlangkah tertentu dengan perurutan tertentu agar dapat dicapai pengetahuan yang benar.
4.         Pendekatan untuk Memperoleh Kebenaran
Hasrat ingin tahu manusia terpuaskan kalau dia memperoleh pengetahuan mengenai hal yang dipertanyakannya. Pengetahuan yang benar atau kebenaran memang secara inherent dapat dicapai manusia, baik mefalui Pendekatan Non-Ilmiah maupun Pendekatan Ilmiah.
a)    Pendekatan Non-Ilmiah
Ada beberapa Pendekatan Non-Ilmiah yang banyak digunakan, yaitu:
Ø Akal sehat (Common Sense). Menurut Conant yang dikutip Kerlinger (1986, h.4) akal sehat adalah serangkaian konsep (Concepts) dan bagan konseptual (Conceptual Schemes) yang memuaskan untuk penggunaan praktis bagi kemanusiaan.
Ø Prasangka. Pencapaian pengetahuan secara akal sehat diwarnai oleh kepentingan orang yang melakukannya. Hal yang demikian itu menyebabkan Akal Sehat mudah beralih menjadi Prasangka. Dengan akal sehat orang cenderung mempersempit pengamatannya karena diwarnai oleh pengamatannya itu, dan cenderung mengkambinghitamkan orang lain atau menyokong sesuatu pendapat.
Ø Pendekatan Intuitif. Dalam pendekatan Intultif orang menentukan "Pendapat' mengenai sesuatu berclasar atas "Pengetahuan" yang langsung atau dapat dengan cepat melalui proses yang tak disadari atau yang tidak dipikirkan terlebih dahulu. Dengan Intuisi orang memberikan penilaian tanpa didahului suatu renungan. Pencapaian pengetahuan demikian itu sukar dipercaya. Di sini tidak terdapat langkah-langkah yang sistematik dan terkendali. Metode yang demikian itu biasa disebut metode A PRIORI. Dalil-dalil seseorang yang A PRIORI cocok dengan Penalaran tapi belum tentu sesuai dengan Pengalaman atau Data Empiris.
Ø Penemuan kebetulan dan coba-coba. Sepanjang sejarah manusia penemuan secara kebetulan itu banyak terjadi, dan banyak di antaranya yang sangat berguna. Penemuan coba-coba (Trial and Error) diperoleh tanpa kepastian akan diperolehnya sesuatu kondisi tertent atau pemecahan sesuatu masalah.
Ø Pendapat otoritas ilmiah dan pikiran kritis. Otoritas ilmiah adalah orang-orang yang biasanva telah menempuh pendidikan formal tertinggi atau yang mempunvai pengalaman kerja ilmiah dalam sesuatu bidang yang cukup banyak.
b)    Pendekatan Ilmiah
Pengetahuan yang diperolch dengan pendekatan ilmiah diperoleh melalui penelitian ilmiah dan dibangun diatas teori tertentu. Teori itu berkembang melalui penelitian ilmiah, yaitu penelitian yang sistematik dan terkontrol berdasar atas data empiris. Teori itu dapat diuji dalam hal keajegan dan kemantapan internalnya. Artinya, jika penelitian ulang dilakukan orang lain menurut langkah-langkah yang serupa pada kondisi yang sama akan diperoleh hasil yang ajeg (consistent), yaitu hasil yang sama atau hampir sama dengan hasil terdahulu.
B.     Filosofi Penelitian Ilmiah
1.    Pengertian Penelitian
Secara Etimologi, penelitian berasal dari bahasa Inggris research (re berarti kembali, dan search berarti mencari). Sehingga Research berarti Mencari Kembali. Menurut Webster's New Collegiate Dictionary mengatakan bahwa penelitian adalah "Penyidikan atau pemeriksaan bersungguh-sungguh, khususnya investigasi atau eksperimen yang bertujuan menemukan dan menafsirkan fakta, revisi atas teori atau dalil yang telah diterima". Secara lengkap, penelitian ilmiah adalah suatu proses pemecahan masalah dengan menggunakan prosedur yang sistematis, logis, dan empiris sehingga akan ditemukan suatu kebenaran. Hasil penelitian ilmiah adalah kebenaran atau pengetahuan ilmiah.
2.    Sifat Penelitian Ilmiah
Ø Skeptis, yaitu selalu mencari fakta / bukti yang mendukung setiap pernyataan.
Ø Analitis, yaitu sikap yang mendasarkan pada analisis dalam setiap persoalan & memilih yang relevan serta utama.
Ø Kritis, yaitu setiap memecahkan persoalan selalu berpijak pada logika & obyektifitas data / fakta.
3.    Syarat Penelitian Ilmiah
Ø Permasalahan & tujuan penelitian harus didefinisikan secara jelas
Ø Rumusan masalah harus rinci mencakup unsur-unsur ayang akan diteliti.
Ø Prosedur penelitian yang digunakan harus jelas & terbuka, sehingga diharapkan peneliti lain dapat mengembangkan penelitian tersebut.
Ø Analisis data harus sesuai dengan problem penelitian.
Ø Kesimpulan harus didukung oleh data & hasil analisis yang akurat.


4.    Metode Penelitian Ilmiah
Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan informasi dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara Ilmiah yang dimaksud dalam hal ini yaitu cara yang didasarkan pada Ciri-Ciri Keilmuan:
·      Rasional artinya masuk akal
·      Empiris artinya bisa dibuktikan
·      Sistematis artinya berdasarkan aturan yang ada
5.    Alasan Penelitian Ilmiah
Ø Refleksi dari proaktif manusia, untuk meningkatkan pengetahuannya tentang sesuatu.
Ø Dorongan dari keinginan relatif manusia untuk menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah dalam kehidupan.
6.    Tujuan Penelitian ilmiah
Ø Penemuan, artinya data yang diperoleh dari penelitian adalah data yang betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah diketahui.
Ø Pembuktian, artinya data yang diperoleh digunakan untuk membuktikan adanya keraguan tentang tentang informasi atau pengetahuan tertentu.
Ø Pengembangan, artinya memperdalam dan memperluas pengetahuan.
7.    Metode Penelitian dan Analisis Data
Ø Metode Kuantitatif, dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Penelitian kuantitatif pada umumnya dilakukan pada sampel yang diambil secara random, sehingga kesimpulan hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi dimana sampel tersebut diambil.
Ø Metode Kualitatif, adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil pebelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Perbedaan aksioma (pandangan dasar) antara penelitian kualitatif dan kuantitatif adalah sebagai berikut.
Aksioma Dasar
Metode Kuantitatif
Metode Kualitatif
1. Sifat realitas
Dapat diklasifikasikan, konkrit, teramati, terukur
Ganda, holistic, dinamis, hasil konstruksi dan pemahaman
2. Hubungan peneliti dengan yang diteliti
Independen, supaya terbangun obyektivitas
Interaktif dengan sumber data supaya memperoleh makna
3. Hubungan variabel
Sebab-akibat (klausal)
Timbal balik/interaktif
4. Kemungkinan generalisasi
Cenderung membuat generalisasi
Transferability (hanya mungkin dalam ikatan konteks dan waktu)
5. Peranan nilai
Cenderung bebas nilai
Terikat nilai-nilai yang dibawa peneliti dan sumber data

8.    Etika dalam Penelitian
Hal yang perlu diperhatikan oleh seorang peneliti antara lain:
a)    Plagiarisme: tindakan mengutip ide orang lain tanpa mengakui/ menyebutkan sumbernya. Merupakan dosa terbesar dalam dunia akademik.
b)   Manipulasi Penelitian: Meliputi tindakan peneliti yang memalsukan, mengarang, atau menciptakan data sendiri sesuai dengan keinginan peneliti. Atau melaporkan desain studi yang tidak sesuai dengan kenyataan yang bersangkutan.
c)    Identitas Pribadi dari Pelaku/Objek Penelitian: Identitas pribadi pelaku pada objek yang diteliti perlu dirahasiakan demi melindungi -karier, pergaulan, privasi maupun status sosial yang bersangkutan.
d)   Akses ke Objek penelitian: Jika objek yang ditelit menyangkut properti pribadi, maka izin dari pemilik properti diperlukan demi menghormati hak milik orang lain. Dalam hal ini ada 2 jenis penelitian yakni covert study dan Overt study. Covert study adalah penelitian yang dilakukan dengan merahasiakan status peneliti dan aktivitas penelitian itu sendiri terhadap pelaku/objek penelitian dengan tujuan memperoleh data yang lebih ilmiah. Overt study penelitian yang dilakukan dengan atas sepengatahuan pelaku/objek yang ditetiti.
e)    Independensi Penelitian. Peneliti harus menjaga independensinya sebagai wujud pertanggungjawaban profesionalnya.
f)    Pelecehan terhadap Pelaku dari Objek Penelitian. Peneliti harus dapat menghindari pelecehan, baik disengaja maupun tidak terhadap pelaku dari objek yang diteliti.